Rabu, 08 April 2009

“Mendidik anak dengan cinta”
(agar menjadi orangtua yang lebih baik)
Oleh : Emmy Soekresno S. Pd.

Allah (S.W.T.) telah mengamanahkan anak-anak kepada orangtuanya. Orangtua bertanggungjawab untuk mendidik anak secara Islami. Jika hal ini mereka lakukan maka mereka akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, namun jika tidak maka mereka akan mendapatkan keburukan dunia dan akhirat.
Imam Bukhari and Muslim mengutarakan sebuah sabda nabi SAW, "semua kamu adalah pemimpin dari satu kelompok dan semua dari kami bertanggungjawab atas kelompoknya, pemimpin Negara bertanggung jawab atas rakyatnya, seorang lelaki bertanggung jawab atas keluarganya, seorang ibu bertanggungjawab atas rumahtangganya, ….
Muhammad SAW selalu mengingatkan setiap muslim termasuk para ibu untuk tidak mengabaikan tanggungjawab sosial yang telah Allah berikan dalam membangun lingkungan Islami sesuai dengan kemampuan, bidang dan otoritas masing-masing. Karena runtuhnya kejayaan Islam masa kini semata-mata disebabkan karena kelalaian kaum muslimin pada tanggungjawabnya.
Sebagai ibu kita diberi sebuah kehormatan yang membuat kita sangat bahagia yaitu untuk membesarkan generasi Islam di dalam rahim kita dan kemudian mendidiknya menjadi anak-anak sholih dan sholihah harapan umat. Kehormatan ini tidak diberikan Allah kepad kaum bapak tentunya karena satu maksud. Bukan berarti bapak tidak dibutuhkan dalam proses pengasuhan anak. Tapi lebih pada penekanan fungsi utama dari ibu merupakan sekolah dan guru pertama anak-anaknya.

Penanaman / pelatihan karakter

Penanaman karakter atau kepribadian Islam memerlukan cara belajar yang sesuai agar hasilnya tidak mengecewakan.
1. laksanakan pelatihan karakter berdasarkan cara kerja otak. Lihat keterangan langkah- langkah belajar.
2. mulailah sejak dini
3. mencegah lebih baik dari mengobati. Jika ada kebiasaan buruk anak hentikan pada kali pertama kebiasaan itu muncul. Jangan berpikir hal itu akan hilang begitu saja.
4. gunakan cara Allah mendidik kaum muslimin yaitu dengan konsekwensi.
5. menegakkan disiplin positif yaitu membuat aturan, memberikan arahan positif dan memberikan konsekwensi pada reaksi anak
6. lakukan kegiatan pembentukan yaitu memberikan pelatihan secara bertahap namun pasti mencapai tujuan akhir.
7. gigih dan konsisten adalah kata kunci dari pelatihan karakter
8. buatlah target-target pembelajaran bersama anggota keluarga. Anak-anak yang sudah cukup besar dapat memberikan masukan-masukan yang baik.
9. harapkan yang terbaik dari anak tapi bukan yang sempurna

Langkah-langkah belajar.
Proses kerja otak saat belajar adalah sebagai berikut :

[ Informasi masuk melalui batang otak dalam bentuk data kasar dan akan dinilai oleh sistim limbic
[ Jika dinilai oleh sistim limbic tidak ada ketakutan, informasi akan langsung diteruskan ke korteks serebri untuk diperhalus dan diperjelas apa yang kita lihat, dengar atau alami. Bersamaan dengan itu Amigdala membentuk emosi yang sesuai dengan apa yang terjadi.
[ Jika terjadi rasa takut maka pesan akan langsung ditangkap oleh amigdala dan langsung diputuskan untuk melawan atau melarikan diri tanpa diolah lagi di korteks serebri. Hal ini yang disebut “DOWNSHIFTING” atau kondisi otak yang ‘merosot” atau kondisi otak yang tidak bisa belajar.

Kegiatan belajar dirancang sesuai proses kerja otak (“Brain Based“) yaitu :
· Hindari menekan anak
· Maksimalkan belajar bersama
· Sediakan waktu yang cukup
· Siapkan lingkungan yang ‘kaya’
· Tawarkan materi yang bermakna
· Usahakan selalu ada pilihan kegiatan
· Selalu berikan umpan balik segera
· Laksanakan evaluasi penguasaan terhadap materi
· melibatkan gerakan dalam kegiatan belajar akan meningkatkan kemampuan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar